Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab Dan Metode Demonstrasi

Metode belajar yang digunakan seharusnya sesuai dengan tujuan yang harus dicapai peserta didik. Metode pembelajaran sebagai suatu cara untuk menyajikan materi pelajaran atau bahan pengetahuan kepada peserta didik banyak ragamnya, dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing. 

Semua metode pada hakikatnya adalah baik dan dapat digunakan untuk menyajikan berbagai materi pelajaran, sehingga tidak ada satupun metode yang paling baik, tepat, dan sesuai untuk suatu mata pelajaran tertentu. Suatu metode yang telah dipilih untuk menyajikan materi pelajaran, hendaknya dipahami dengan baik dan digunakan atau diuji cobakan berulang kali sehingga diperoleh data tentang kelebihan dan kekurangannya, selanjutnya dapat dijadikan sebagai pedoman guna memodifikasi dalam penggunaan berikutnya.

Metode sangat menentukan kondusif atau tidaknya kondisi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya akan menentukan hasil belalar peserta didik. Kegagalan akan mewujudkan hasil betajar atau ketercapaian kompetensi menuntut perubahan dalam penggunaan metode pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran yang lumrah digunakan pada saat ini yakni metode ceramah, metode tanya jawab dan metode demonstrasi.

sumber gambar : http://angga.staff.ipb.ac.id/

1. Metode Ceramah

Pengertian Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan. Penggunaan metode ceramah sangat bergantung pada kemampuan guru. Penguasaan guru terhadap materi pembelajaran, kemampuan berbahasa, intonasi suara, penggunaan media, dan variasi gaya mengajar sangat menentukan keberhasilan metode ini.

Menurut Mc Leish dalam Davies (1986), keberhasilan ceramah bergantung pada harapan peserta didik. Apabila peserta didik menyukainya, ceramah akan berhasil, tetapi jika peserta didik tidak menyukai, ceramah akan gagal. Lebih lanjut dikatakan oleh Davies bahwa ceramah akan berhasil secara optimal dalam tiga situasi, yaitu untuk mencapai: 
  1. kompetensi kognitif tingkat rendah dan peserta didik dalam kelas jumlahnya banyak 
  2. kompetensi kognitif tingkat tinggi dengan materi pelajaran yang baru 
  3. kompetensi afektif, apabila penceramah/guru mampu menarik perhatian pendengar/peserta didik dengan antusiasnya dan menumbuhkan daya imajinasinya


Tujuan Metode Ceramah 

Secara lebih khusus tujuan metode ceramah adalah sebagai berikut.
  1. Menciptakan landasan pikiran siswa agar dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah guru.
  2. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan penting yang terdapat dalam isi pelajaran.
  3. Merangsang siswa untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pengayaan belajar.
  4. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang teori dan prakteknya.
  5. Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur yang harus ditempuh siswa. Misalnya sebelum eksperimen siswa diberi penjelasan tentang apa-apa yang harus dilakukan oleh siswa.


Alasan Penggunaan Metode Ceramah 

Metode ceramah digunakan guru dalam pembelajaran dengan alasan-alasan sebagai berikut:
  1. Siswa benar-benar memerlukan penjelasan guru karena bahan baru atau langkanya sumber pustaka, dan untuk menghindari kesalahpahaman.
  2. Karena tidak ada buku sumber pelajaran yang tersedia.
  3. Menghadapi siswa yang banyak jumlahnya, dan bila menggunakan metode lain susah diterapkan.
  4. Menghemat waktu, biaya, dan peralatan.

Pelaksanaan Metode Ceramah
Pelaksanaan metode ceramah ditempuh dengan prosedur sebagai berikut.
Tahap persiapan 
  1. Menetapkan kompetensi dasar yang akan dicapai.
  2. Mengorganisasikan isi materi pokok yang akan diceramahkan sekaligus penguasaannya.
  3. Mempersiapkan alat bantu untuk memperjelas materi yang diceramahkan tahap awal ceramah/pengantar.
  4. Menciptakan hubungan dengan peserta didik, misalnya perkenalan bagi guru baru, cerita hangat (anekdot), dan menginformasikan prosedur ceramah.
  5. Menarik perhatian peserta didik, misalnya meminta peserta didik sangat rajin belajar, menginformasikan bahwa setelah ceramah akan diadakan tes, mengajukan pertanyaan yang merangsang peserta didik untuk melakukan suatu tindakan, dan menggunakan alat bantu yang telah disiapkan.
  6. Mengekspos isi materi yang penting, misalnya ringkasan/resume materi, mendefinisikan konsep-konsep yang berkaitan dengan materi, menghubungkan materi ceramah dengan materi yang telah disajikan sebelumnya.

Tahap pengembangan 
Tahap pengembangan ceramah sebagai kegiatan inti ceramah, yaitu penyajian, materi yang telah diorganisasikan dengan memperhatikan: 
  1. Agar peserta didik mudah memahami materi, penjelasan hendaknya singkat dan jelas dengan menggunakan kata-kata sederhana dan kalimat pendek. Jika memakai istilah asing hendaknya diberikan terjemahannya. 
  2. Sebagai visualisasi, gunakan papan tulis untuk mencatat penjelasan yang penting. Apabila dimungkinkan, bagilah papan tulis menjadi tiga bagian. Bagian pertama, untuk mencatat masalah pokok ceramah/konsep-konsep esensial, istilah-istilah asing dan sebagainya. Bagian kedua, untuk mencatat garis besar isi ceramah, ilustrasi, dan sebagainya. Bagian ketiga, untuk mencatat soal-soal latihan guna mengecek pemahaman peserta didik tentang materi yang telah disajikan. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik membuat catatan sehingga mengurangi kelupaan sekaligus memotivasi peserta didik agar mengembangkannya melalui sumber lain yang ditunjukkan. 
  3. Untuk memantapkan materi ceramah perlu diulang beberapa materi yang dianggap penting. Hal ini akan membantu peserta didik yang daya tangkapnya kurang sekaligus memperjelas bagi peserta didik lainnya. 
  4. Untuk memperjelas isi ceramah perlu diberikan ilustrasi atau contoh konkret dari sekitar kehidupan peserta didik. 
  5. Agar ceramah berhasil, perlu pengaturan alokasi waktunya, yaitu setiap 10-12 menit diselingi dengan cerita menarik, lucu, dan segar atau diajukan pertanyaan sekaligus untuk mengecek pemahaman peserta didik. 

Tahap akhir ceramah 
  1. Bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang telah disajikan.
  2. Mengecek umpan balik peserta didik tentang materi yang telah disajikan.

2. Metode Tanya Jawab

Pengertian Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab merupakan cara penyajian materi pelajaran dalam bentuk pertanyaan dan jawaban, baik oleh guru maupun peserta didik. Menurut Hyman (1974) bahwa dalam metode tanya jawab terkandung tiga hal, yaitu pertanyaan, respon dan reaksi. Pertanyaan ditandai dengan kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk memperoleh respon verbal. Respon sebagai pemenuhan atas pertanyaan. Penyajian materi pelajaran dengan metode tanya jawab diperlukan jenis-jenis pertanyaan yang akan digunakan dan keterampilan/teknik mengajukan pertanyaan/bertanya. Jenis pertanyaan meliputi pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi. 
Menurut Hilda Taba dalam Cooper (1977) dikatakan bahwa untuk jenis pertanyaan kognitif tingkat tinggi lebih meningkatkan prestasi (hasil belajar). peserta didik dibandingkan dengan pertanyaan kognitif tingkat rendah karena peserta didik akan termotivasi untuk berpikir (memeras otaknya). Sedangkan teknik/keterampilan bertanya menurut Cardille (dalam Canei, 1986) dan La Sulo (dalam Moedjiono, 1985) meliputi: 
  • Pertanyaan ditujukkan kepada semua peserta didik dalam kelas. 
  • Memberikan waktu sekitar 10-30 detik kepada peserla didik untuk berpikir sebelum menunjuk seorang peserta didik yang harus menjawab. 
  • Mendistribusikan pertanyaan kepada peserta didik secara merata. Hal ini untuk menghindari sikap apatis bagi peserta didik yang tidak mendapat giliran untuk menjawab. 
  • Penyesuaian bobot pertanyaan dengan kemampuan peserta didik karena penggunaan metode tanya jawab dimaksudkan untuk mengajar, bukan untuk mengetes peserta didik. Hindari pertanyaan yang menuntut jawaban ya atau tidak dan pertanyaan yang kompleks. 
  • Usahakan pertanyaan bersifat mengarahkan dan melacak jawaban peserta didik. 
  • Berikan penguatan kepada peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan.

Tujuan Metode Tanya Jawab 
Adapun tujuan metode tanya jawab adalah :
  1. Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
  2. Mendorong siswa untuk berani mengajukan pertanyaan kepada guru tentang masalah yang belum dipahami.
  3. Menimbulkan kompetisi belajar yang sehat.
  4. Melatih siswa untuk berpikir sistematis dan sistemik berdasarkan pemikiran yang orisinal.
  5. Diharapkan siswa berintraksi secara aktif dalam pembelajaran.

Alasan Menggunakan Metode Tanya Jawab
Alasan guru untuk menggunakan metode tanya jawab adalah
  1. Menimbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan.
  2. Menimbulkan pola pikir reflektif, sistematis, kreatif dan kritis.
  3. Mewujudkan cara belajar siswa aktif.
  4. Melatih siswa untuk belajar mengekspresikan kemampuan lisan.
  5. Memberi kesempatan siswa menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.

Pelaksanaan  Metode Tanya Jawab
Tahap persiapan
  1. Menetapkan kompetensi dasar yang akan dicapai.
  2. Menetapkan topik/materi pokok pertanyaan.
  3. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan sesuai topik/materi pokok untuk mewujudkan tercapainya kompetensi dasar.
  4. Mengidentifikasi kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.

Tahap pelaksanaan 
  1. Menginformasikan kompetensi dasar yang akan dicapai.
  2. Menginformasikan topik/materi pokok yang akan dibahas.
  3. Mengajukan pertanyaan secara klasikal: (a) Pertanyaan dapat juga berasal dari peserta didik untuk ditanggapi peserta didik lainnya atau guru. (b) Usahakan setiap pertanyaan mengandung suatu permasalahan.(c) Usahakan setiap peserta didik secara merata untuk mengalukan dan menanggapi pertanyaan.(d) Usahakan untuk selalu memberikan penguatan (verbal atau nonverbal) terhadap jawaban yang tepat dan segera memperbaiki jawaban yang kurang tepat.
Tahap akhir
Untuk mengakhiri pembelajaran usahakan membuat kesimpulan tentang materi yang telah dibahas. Apabila dipandang perlu dapat diajukan pertanyaan, ulang tentang inti materi yang telah disajikan. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan sajian sekaligus untuk mendapatkan balikan dari peserta didik.

3. Metode Demontrasi

Pengertian Metode Demontrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. 

Tujuan Metode demonstrasi
Adapun tujuan dari metode demonstrasi adalah :
  1. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa.
  2. Mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa.
  3. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa secara bersama-sama.

Alasan Penggunaan Metode Demonstrasi 
Alasan guru menggunakan metode demonstrasi adalah :
  1. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gamblang dan konkrit melalui penjelasan atau diskusi.
  2. Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa demonstrasi.
  3. Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah dalam auditif dan motorik, ataupun sebaliknya.
  4. Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.
  5. Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase operasional konkrit.

Pelaksanaan Metode Ceramah
Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi, meliputi tiga tahap, yaitu:
Tahap persiapan
  1. Menetapkan kompetensi dasar yang ingin dicapai dengan demonstrasi.
  2. Menetapkan topik yang relevan.
  3. Mengidentifikan peralatan yang diperlukan.
  4. Mengorganisasikan kegiatan yang akan didemonstrasikan.

Tahap pelaksanaan 
  1. Mengecek persiapan peralatan dan bahan yang diperlukan.
  2. Memberikan pengantar demonstrasi agar peserta didik mengamati, kemudian menirukan. Disamping itu, dijelaskan prosedur dan keamanannya.
  3. Peragaan tindakan yang disertai penjelasan, ilustrasi, dan tanya jawab.

Tahap lanjutan 
  1. Mendiskusikan hasil demonstrasi.
  2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan, menirukan apa yang telah didemonstrasikan.

Berikut ini kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode

Sumber: Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta: Dapartemen Pendidikan Nasional