Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis dan Contoh Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill)

Pendahuluan
Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) merupakan soal-soal yang memerlukan kemampuan berfikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) dalam pengerjaannya. Soal ini mendorong memunculkan pikiran-pikiran orisinal peserta didik terhadap suatu fenomena maupun konsep. Tujuan penerapan HOTS adalah untuk menguji kemampuan analisis siswa, bukan kemampuan menghafal siswa. Guru tidak banyak menerangkan materi pembelajaran di kelas, tapi pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS). 

Pengenalan Istihah HOTS

Istilah Higher Order Thinking Skill (HOTS) pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin S. Bloom dkk. melalui buku berjudul Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals (1956). Pada ranah kognitif (pengetahuan) kemampuan berfikir dibagi menjadi dua tingkatan yaitu tinggi dan rendah.  Lorin Anderson dan  David Krathwohl dkk. menjelaskan urutan kemampuan berfikir sebagai berikut,
  1. Kemampuan berfikir tingat rendah/lower order thingking skill (LOTS) meliputi
  2. C1 (Mengingat)
    C2 (Memahami)
    C3 (Mengaplikasikan)
  3. Kemampuan berfikir tingat tinggi/higher order thingking skill (HOTS) meliputi
  4. C4 (Menganalisis)
    C5 (Mengevaluasi)
    C6 (Mencipta)

1. Remember (Mengingat)

Kemampuan untuk menghafal, mengingat, menirukan, menunjukkan dan menyatakan sebuah informasi, fakta, konsep, rumus, dalil dan teorema,. Kemampuan ini adalah yang paling dasar, dan tidak mewajibkan siswa memberikan makna atas pengetahuannya
Contoh soal:
Apa ibu kota negara Indonesia?
Jawaban atas kedua pertanyaan tersebut didapatkan dengan cara menghafal dari buku atau media lainnya

2. Understand (Memahami)

Kemampuan untuk memaknai dan memahami sebuah informasi, fakta, dan konsep. Kemampuan ini menuntut siswa untuk melakukan deskripsi dan perbandingan atas suatu informasi
Contoh soal:
Apa perbedaan antara SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui?
Jawaban atas pertanyaan tersebut didapatkan melalui proses membandingkan dua buah informasi

3. Apply (Mengaplikasikan)

Kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan mengaplikasikan pengetahuan yang sudah dipelajari sebelumnya. Siswa dituntut untuk sudah mengetahui dan memahami berbagai konsep dasar, fakta, informasi, teknik, serta aturan dari komponen-komponen yang membentuk sebuah pertanyaan atau permasalahan.
Contoh soal:
Budi berlari dengan kecepatan 10 km/jam selama 2,5 jam. Berapa jarak yang ditempuh Budi?
Jawaban atas pertanyaan tersebut didapatkan dengan memahami rumus kecepatan (v) yakni jarak (s) dibagi waktu (t) kemudian diaplikasikan sesuai dengan informasi yang diperoleh pada soal. Terkadang ada siswa yang hanya menghafal rumus saja, tetapi tidak bisa menggunakannya untuk menjawab pertanyaan. Penting bagi siswa untuk memahami rumus terlebih dahulu untuk kemudian bisa diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan.

4. Analyze (Menganalisis)

Kemampuan dalam memeriksa dan memecah suatu informasi atau konsep menjadi beberapa bagian, serta menghubungkan bagian-bagian tersebut dari segi relasi, sebab-akibat, motif, serta interaksi.
Contoh soal:
Budi pergi ke lapangan basket setiap 3 hari sekali, Andi setiap 5 hari sekali, dan Tono setiap 6 hari sekali. Jika mereka bertemu pertama kali di lapangan basket pada hari senin, kapan mereka bertemu lagi?
Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat diperoleh dengan memecah informasi-infomasi yang terdapat pada soal. Misalnya Budi setiap 3 hari sekali, Andi 5 hari sekali, Tono setiap 6 hari sekali. Kejadian ini berlangsung secara bertahap dengan berikatan pada ketentuan masing-masing. Kita harus memahami konsep apa yang harus kita aplikasikan untuk memecahkan permasalahan ini. Benar! gunakan konsep kelipatan. Pertanyaanya mengenai kapan mereka bertemu lagi maka harus dicari kelipatan persekutuan terkecil (KPK) sehingga diperoleh jawaban. Pada soal juga ada informasi mereka bertemu pertama kali di lapangan basket pada hari senin, maka kaitannya dengan KPK adalah dengan menggunakan hasil KPK dari ketiga bilangan dibagi jumlah hari dalam seminggu (gunakan konsep keterbagian).

5. Evaluate (Mengevaluasi)

Kemampuan untuk menyajikan opini yang valid akan sebuah informasi atau konsep, dengan kriteria yang padu, serta bukti yang empirik.
Contoh soal:
Makanan apa yang harus kita konsumsi hari-hari agar tubuh sehat? Jelaskan mengapa!
Jawaban atas pertanyaan tersebut diperoleh dengan menghafal jenis-jenis makanan, memahami zat-zat yang terkandung dalam makanan,  pengaplikasian manfaat zat makanan terhadap tubuh, dan pada akhirnya mampu menilai makanan yang paling tepat. Makanan yang sehat yakni daging karena mengandung protein sehingga mampu membentuk sel-sel tubuh yang sudah mati.

6. Create (Menciptakan)

Kemampuan untuk membangun sebuah struktur umum yang terdiri atas informasi atau konsep-konsep spesifik secara berkesinambungan.
Contoh soal:
Buatlah rangkaian listrik paralel dengan menggunakan alat dan bahan yang disediakan!
Siswa akan berkreativitas menggunakan komponen-komponen listrik, seperti kebebasan dalam menentukan jumlah kabel, lampu, dan saklar tanpa mengabaikan konsep dari rangkaian listrik paralel.

Alasan Penerapan HOTS

Penerapan HOTS di indonesia dilatarbelakangi oleh hasil pengukuran capaian peserta didik berdasar Ujian Nasional (UN) dan capaian Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang kurang memuaskan.

Hasil ujian nasional pada jenjang SMP tahun 2019 yaitu rata-rata nilai Bahasa Indonesia 65,69, Bahasa Inggris 50,23, Matematika 46,56 dan IPA 48,79. Hasil ujian nasional pada penjang SMA IPA tahun 2019 yaitu rata-rata nilai Bahasa Indonesia 69,69, Bahasa Inggris 53,58, Matematika 39,33, Fisika 46,47, Kimia 50,99, dan Biologi 50,61.

Rata-rata UN SMP Tahun 2019


Rata-rata UN SMA IPA Tahun 2019

Hasil studi PISA 2018 yang dirilis oleh OECD menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membaca, meraih skor rata-rata yakni 371, dengan rata-rata skor OECD yakni 487 (Peringkat 73 dari 78 negara). Skor rata-rata matematika mencapai 379 dengan skor rata-rata OECD 487 (Peringkat 72 dari 78 negara). Untuk sains, skor rata-rata siswa Indonesia mencapai 389 dengan skor rata-rata OECD yakni 489 (Peringkat 70 dari 78 negara). Indonesia berada pada kuadran low performance dengan high.

Hasil PISA 2018 (Sains)

Peserta didik harus dibiasakan menjawab soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya. Kemampuan menalar, menganalisisa dan mengevaluasi juga akan meningkat. Kreativitas siswa juga akan tersalah, sehingga memiliki mindset "Thing out the box". Banyak cara atau konsep yang bisa digunakan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

Jenis-jenis Soal HOTS

Soal-soal dapat diklasifikasikan menjadi empat macam pertanyaan yaitu: 1.Pertanyaan Inferensial, 2.Pertanyaan Interpretasi, 3.Pertanyaan Transfer, 4.Pertanyaan Hipotetik.

1. Pertanyaan Inferensial

Pertanyaan yang segera dijawab setelah peserta didik melakukan pengamatan maupun pengkajian atas bahan yang diberikan oleh guru. Bahan informasi tersebut bisa berupa potret, gambar, tulisan singkat, sanjak, berita, dan sebagainya. Pertanyaan Inferensial bertujuan mengungkap apa yang dilihat atau didapati dan apa yang dipahami oleh peserta didik setelah mengamati atau membaca bahan yang disajikan oleh guru.
Contoh Soal:
Mahkluk hidup apa saja yang terlibat dalam jaring-jaring makanan tersebut?

2. Pertanyaan Interpretasi

Pertanyaan interpretasi diajukan pada peserta didik berkaitan dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak ada dalam bahan yang disajikan oleh guru, dan para peserta didik mesti bisa memberikan makna. Pertanyaan Interpretasi ditujukan agar para peserta didik bisa memberikan makna suatu konsekuensi dari suatu gejala atau sebab yang ada.
Contoh soal:
Segitiga memiliki tiga sudut yaitu sudut 1, sudut 2, dan sudut 3. Jika ketiga sudut itu digabungkan akan membentuk garis lurus. Besar jumlah ketiga sudut segitiga tersebut adalah. . .


3. Pertanyaan Transfer

Pertanyaan transfer merupakan upaya untuk memperluas wawasan atau bersifat horizontal. Pertanyaan transfer mencakup pula aplikasi ilmu pada kasus yang lain. Contoh Pertanyaan Transfer, seperti: Apakah perbedaan teori…dengan teori…?; Bagaimana kalau teori ini diterapkan pada kasus…?
Contoh soal:
Semua benda yang jatuh di Bumi akan menuju pusat bumi. Bagaimana jika benda jatuh pada planet Mars?

4. Pertanyaan Hipotetik

Pertanyaan hipotetis memiliki arah untuk mendorong peserta didik melakukan prediksi atau peramalan dari sesuatu permasalahan yang dihadapi dan/atau mengambil kesimpulan untuk generalisasi. Pada Pertanyaan Hipotetik, hipotesis dan kesimpulan ini merupakan hasil pemahaman permasalahan ditambah data atau informasi yang telah dimiliki dan/atau data yang sengaja telah diperoleh untuk mengkaji permasalahan tersebut lebih jauh.
Contoh soal:
Apakah pemanasan global akan berkurang jika masyarakat melakukan pembatasan penggunaan kendaraan bermotor?