Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahasa Gaul

Bahasa gaul adalah dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk pergaulan.

Bahasa gaul menciptakan bahasa baru dengan kaidah-kaidah tertentu. Kosa kata pada bahasa ini berasal dari berbagai sumber seperti bahasa Indonesia Jakarta, bahasa daerah, bahasa prokem, dan bahasa asing.

Remaja yang masih duduk di bangku sekolah sering menggunakannya untuk berkomunikasi dengan temannya. Masyoritas dari mereka merasa jauh lebih nyaman berbicara dengan bahasa tersebut dibanding dengan bahasa Indonesia yang standar. Aturan yang tidak mengingkat menjadi alasan utamanya.

Proses pembentukan bahasa gaul terbagi menjadi dua, yakni

  1. Penyingkatan
  2. Penyerapan

Penyingkatan merupakan proses pembentukan kosa kata bahasa gaul yang paling banyak. Sebenarnya bahasa ini juga sering digunakan dimasa lampau. Pada Masa Orde Baru dan Masa Orde Lama, disebutkanlah istilah seperti KAA (Konferensi Asia Aftika), PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), GNB (Gerakan Non Blok), Supersemar (Surat perintah sebelas maret), dan lainnya.

Masa sekarang kita mengenal ada kata-kata seperti ABG (Anak Baru Gede), EGP (Emang Gue Pikirin), HTS (Hubungan Tanpa Status), PHP (Pemberi Harapan Palsu), JJS (Jalan Jalan Sore), PD (Percaya Diri) dan lainnya.

Penyerapan merupakan proses pembentukan kosa kata bahasa gaul yang sumbernya dari bahasa asing. Anak muda lebih sering menggunakan ini di jaman sekarang. Ini bukanlah tanpa alasan. Mereka sering melihat konten-konten luar yang banyak tersebar di sosial media. Contoh penggunaannya yakni plis dari please, OTW (on the way), LOL (laugh out loud), ASAP (as soon as posibble), LDR (long distance relationship) dan lainnya.

Bahasa gaul dinilai dapat merusak essiensial penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Pada nyatanya kita sebenarnya tidak harus melarang penggunaan bahasa tersebut. Kita cukup membatasinya pada situasi tertentu. Misalnya saja dalam kegiatan formal, wajib hukumnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Jika bertemu di jalan atau di tempat umum dalam situasi yang santai bisa saja menyelipkan kosa kata bahasa gaul untuk berkomunikasi. Ini jelas dapat mempererat hubungan interaksi sesama. Menjadikan orang yang semula tidak terlalu akrab menjadi jauh lebih dekat. Selain itu juga kita tidak akan dipandang sebagai orang yang kaku atau terlalu serius.

Made Ary Aditia
Made Ary Aditia Pernah menjadi pengajar di salah satu sekolah dasar Kota Denpasar ❤︎