Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Kuliah Jurusan PGSD

Memilih jurusan kuliah bagi sebagian besar siswa SMA kelas XII bukanlah perkara mudah. Tidak semudah membalikkan layar smartphone. Banyak hal yang menjadi pertimbangan, tapi yang paling ketara adalah dilema antara mengejar passion, gengsi, atau pilihan orang tua. 

Ada yang benar-benar memilih jurusan kuliah karena sesuai dengan minatnya. Ada yang hanya ikut-ikutan memilih jurusan tertentu karena dipandang keren dan memiliki prospek gaji yang mengiurkan. Ada pula yang diminta orang tua memilih jurusan yang biasanya berkaitan atau bahkan sama dengan pekerjaan orang tuanya. Berdalih bahwa itu akan menjadi keputusan terbaik. 

Setiap orang pasti memiliki kisah pendidikannya masing-masing termasuk aku. Aku menempuh pendidikan di jurusan PGSD selama 4 tahun. PGSD merupakan singkatan pendidikan guru sekolah dasar. Berikut ini kisah selengkapnya,

Lingkungan SD

Kenapa kuliah memilih Jurusan PGSD?

Mungkin kalian sudah pasti bisa menebaknya. Iya, awalnya karena pilihan orang tua. Dulu pernah bertaruh dengan orang tua. Jika aku lolos sekolah kedinasan, maka aku akan mengambil kesempatan itu.  Jika tidak lolos, maka aku akan setuju dengan orang tuaku untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berserta jurusan pilihan mereka. Bagi yang penasaran dengan sekolah kedinasan yang aku pilih bisa klik ini.

Pertaruhan itu sebenarnya terjadi karena aku pernah menyampaikan keinginan untuk kuliah jurusan teknik eletro. Pilihan itu bukannya tanpa alasan, sewaktu aku menjadi siswa SMA pelajaran yang lumayan aku suka adalah Fisika. Seminar proposal mengenai prospek jurusan tersebut tidak meyakinkan kedua orang tuaku. Begitu juga argumenku yang kurang saat menjawab pertanyaan orang tua. Ini terjadi karena memang pengetahuanku tentang jurusan ini tidak mendalam. Biasalah kata elektro keren di telingaku, maka oleh sebab itu aku tertarik tanpa mengetahui secara spesifik apa yang nantinya aku pelajari.

Pada akhirnya kalian tau sendiri apa yang terjadi berkaitan dengan pertaruhan antara aku dan orang tuaku. Iya, aku berkuliah di jurusan PGSD sesuai dengan judul artikel ini. Lucunya, aku bahkan dulu tidak tau apa itu jurusan PGSD. Jurusan tersebut tidak populer di kalangan siswa-siswi kelas XII di sekolahku. Beberapa teman SMA ku tampaknya bingung, mengapa aku bisa memilih jurusan PGSD.

Apa Saja yang Diperlajari Selama Kuliah Jurusan PGSD?

Orang yang tidak terjun langsung dibidang pendidikan pasti akan bingung, apa sih yang akan dipelajari jika akhirnya menjadi guru SD. Ini fakta ya, karena banyak teman-temanku yang bertanya demikian. Tentu saja aku menjawab belajar tentang psikologi anak dan metode mengajar. Itu yang sangat realistis dan mudah dimengerti oleh mereka. Jika aku menjawab belajar IPA dan PPKn, pasti mereka bingung sendiri dan akan memberikan pertanyaan lanjutan. Bagi kalian yang penasaran mengenai mata kuliah mahasiswa jurusan PGSD. Kalian bisa baca dibawah ini.

Perkuliahan di PGSD
Ada mata kuliah wajib dan ada mata kuliah pilihan. Mata kuliah pilihan di PTN ku disebut sebagai konsentrasi. Ada kelas yang mengambil konsentrasi Bahasa Bali, ada yang memilih Bahasa Inggris. Mungkin untuk PTN yang lain memiliki mata kuliah yang berbeda penamaan, tapi makna pembelajarannya pasti sama. Pembelajaran yang sama-sama menyiapkan calon-calon guru menjadi pendidik yang berkualitas. Mata Kuliah Jurusan PGSD yaitu,

Semester 1

  1. Bahasa Indonesia 
  2. Bahasa Inggris 
  3. Pancasila 
  4. Perkembangan Belajar Peserta Didik 
  5. Psikologi Pendidikan 
  6. Landasan Pendidikan SD 
  7. Konsep Dasar IPS 
  8. Pendidikan Seni Musik 
  9. Kepramukaan 
  10. Menyimak Bahasa Bali

Semester 2

  1. IAD 
  2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 
  3. Pendidikan Agama 
  4. Statistik Dasar 
  5. Matematika Konsep Dasar IPA I 
  6. Pendidikan Seni Tari Drama 
  7. Dasar-dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi 
  8. BK SD 
  9. Berbicara Bahasa Bali

Semester 3

  1. Konsep Dasar IPA II
  2. Media Pembelajaran
  3. Membaca Bahasa Bali
  4. Pendidikan Bahasa Indonesia I
  5. Pendidikan IPS SD
  6. Pendidikan Matematika I
  7. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
  8. Statistik Lanjut

Semester 4

  1. Belajar dan Pembelajaran Anak SD
  2. Kerajinan Tangan dan Seni Rupa
  3. Menulis Bahasa Bali
  4. Pendidikan Bahasa Indonesia II
  5. Pendidikan Jasmani
  6. Pendidikan Matemarika II
  7. Pratikum IPA
  8. Strategi Pembelajaran

Semester 5

  1. Apresiasi Bahasa Bali
  2. Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia
  3. Evaluasi Pendidikan
  4. Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran
  5. MBS
  6. Metode Penelitian Pendidikan
  7. Pembelajaran Terpadu
  8. Pendidikan Matematika II
  9. Perspektif Global
  10. Sosiologi Pendidikan

Semester 6

  1. Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus
  2. Pembelajaran Bahasa Bali di SD
  3. Pendidikan Bahasa Bali
  4. Pendidikan IPA SD
  5. Pengajaran Mikro
  6. Pengembangan Pembelajaran PKn
  7. Penulisan Karya Ilmiah
  8. Profesi Keguruan
  9. Seminar Pendidikan

Semester 7

  1. KKN
  2. Kewirausahaan
  3. PPL
  4. Skripsi

Semester 8

  1. Skripsi

Apa Kesan Selama Mengikuti Perkuliahan Jurusan PGSD?

Pada awal perkuliahan merasa tegang karena berada di lingkungan yang baru dengan orang-orang yang bahkan tidak ada aku kenal sama sekali. Kuliah pertama terasa formal sekali, meskipun hanya perkenalan dosen dan penyampaian kontrak perkuliahan. Sebagai mahluk sosial yang selalu memenuhi hasrat akan berinteraksi dengan sesama, aku berusaha akrab dengan orang lain. Saat masih menjadi siswa SMA aku sebenarnya pemalu dan jarang berbicara. Akhirnya aku bisa berubah saat itu, menjadi orang yang bisa dibilang sok asik dan sok kenal agar bisa memiliki teman.

Dari segi ilmu pengetahuan aku cenderung lebih bisa memaknai hakikat dari belajar yang sesungguhnya. Belajar dapat dilakukan setiap saat, tidak terbatas dengan guru saja. Setiap orang bisa belajar dari pengalaman, keluarga, teman, masyarakat, alam semesta, dan bahkan benda mati sekali pun. Ada orang yang belajar untuk mengetahui sesuatu hal. Ada orang yang belajar agar bisa take action/melakukan tindakan.  Ada juga orang yang belajar agar bisa hidup bersama-sama.. Belajar tidak cuma dilakukan saat menjadi siswa tetapi dilakukan sepanjang hidup.

Aku berfikir bahwa konsep pembelajaran yang dilakukan selama aku menempuh pendidikan SD sampai SMA tidak terlalu baik. Aku sadar selama ini aku hanya menjadi robot penghafal yang selalu berusaha mengingat materi ajar. Knowledge yang aku peroleh ternyata hanya di simpan pada short-term memory, sehingga aku mudah lupa. Padahal konsep belajar yang baik yaitu meaningful learning, alias belajar bermakna. Belajar itu harus memberi makna terhadap suatu fenomena. 
Misalnya, dulu kita diajarkan bahwa metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang terjadi apabila mahluk hidup mengalami tahapan pupa. Padahal katak tidak mengalami tahap pupa, tapi termasuk contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Guru kemudian menjelaskan bahwa katak merupakan pengecualian, sehingga kita terkesan menghafal. Bagaimana kalau sekarang kita ubah menjadi begini. Metamofosis sempurna adalah metamorfosis yang terjadi apabila mahluk hidup mengalami perubahan bentuk yang drastis selama hidupnya. Jelaskan kembali bahwa saat dia kecil berbeda dengan saat dia dewasa. Contohnya pada katak. Katak yang saat kecil berbentuk seperti ikan (kecebong), saat dewasa dia memiliki kaki (katak dewasa). Berbeda drastis kan bentuknya. Ini berlaku juga untuk hewan lain seperti kupu-kupu. Saat kecil dia bebentuk ulat, saat dewasa dia memiliki kaki dan sayap.
Jika siswa dibelajarkan seperti itu, maka akan muncul pemahaman sehingga akan terus diingat. Kita sebagai guru akan sukses mengajar ketika siswa kita berkata, "Oh iya ya". Berarti siswa sudah mengaitkan pemahamannya dengan keadaan nyata di lingkungannya (kontekstual). Hal tersebut memang terkesan spele tapi sangat bermakna. Kita harus hati-hati dalam memperlakukan anak didik.

Dari segi skill yaitu kemampuan komunikasi. Perkuliahan yang dipenuhi dengan tugas presentasi seperti pada umumnya, membuat aku dan teman-teman mau tidak mau harus berani berbicara dalam menyampaikan argumentasi. Selama kuliah juga diajarkan terkait intonasi dan tempo saat berbicara agar konten yang disampaikan mudah dimengerti oleh pendengar.

Apa Suka Duka Selama Kuliah Jurusan PGSD?

Suka tidak akan terlepas dari duka. Suka yang dirasakan selama kuliah jurusan PGSD adalah materi perkuliahan tidak terlalu rumit, lebih pada penekanan pemahaman terkait pengajaran yang baik. Menurut dosen-dosenku, untuk menjadi guru yang baik dan berkualitas perlu jam terbang. Penguasaan teori yang baik belum tentu implementasinya juga baik. Jadi aku berfikir semua butuh waktu dan proses. Perbedaan budaya belajar membuat aku merasa santai. Dulu sewaktu SMA Kelas XII keseharianku dipernuhi dengan les dan try out persiapan UN. Saat awal kuliah cuma diberikan tugas proyek yang dikerjakan secara berkelompok. Kami memiliki banyak waktu luang untuk menikmati keindahan daerah perantauan kami. Aku dan temanku juga sering makan dan bermain game bersama, menikmati kebersamaan. Overall it's fun enough.

Bersantai di pantai

Duka yang aku rasakan adalah merasa kesusahan ketika diminta dosen membuat media pembelajaran. Media pembelajaran memang terlihat sederhana, tapi waktu pengerjaannya begitu lama. Terlebih aku orangnya tidak terlalu telaten dan kreatif dalam berkarya. Beberapa mata kuliah juga tidak begitu aku senangi seperti seni tari, seni musik, dan seni rupa. Tentu saja karena aku sebenarnya orangnya logis dan jarang menggunakan rasa, sehingga aku tidak terlalu bisa dibidang seni.

Media Pop Up Book

Media DAKOTA

Apa Terjadi Setelah Tamat Dari Jurusan PGSD?

Saat PPL Real (Praktik Pengalaman Lapangan) aku bersama temanku magang di salah satu sekolah dasar sebagai guru. Temanku ada yang penasaran dengan gaji guru honorer disana dan menanyakannya langsung. Aku sangat terkejut saat mendengar besaran gaji guru honorer. Bimbang hati ini saat berpikir tentang masa depanku nanti. Apakah worth it? Dulu aku SMA pernah juara olimpiade meskipun hanya tingkat kabupaten serta mengikuti les dengan bersungguh-sungguh di salah satu bimbel terbaik di Indonesia saat itu. Uang kuliahku juga tidak murah meskipun lolos jalur SNMPTN. Belum lagi bayar kos, listrik, dan biaya hidup selama kuliah.

Menyerah bukan menjadi opsi terbaikku. Aku berjuang sendiri saat itu melawan ketakutan akan masa depanku. Pada saat penelitian untuk keperluan skripsi, aku menyempatkan diri ke Dinas Pendidikan Kabupaten tempat tinggalku. Aku bertanya kepada operator dinas tentang formasi guru SD yang lowong, ternyata sedikit. Hanya ada satu sampai dua, itupun lokasi sekolahnya lumayan jauh dari rumahku. Ternyata untuk menjadi guru honorer saja susah pikirku

Aku kemudian memiliki ide menanyakan pekerjaan di salah satu bimbel terbaik di Indonesia yang cabangnya dekat rumahku. Pegawai disana memintaku untuk mengirimkan surat lamaran, meskipun aku belum wisuda saat itu. Ada beberapa tahapan seleksi yang harus aku ikuti sebelum diterima sebagai pengajar disana dan itu memerlukan waktu. Aku selalu menyempatkan diri mengikuti tahap demi tahapan seleksi sembari mempersiapkan skripsiku. Bagi yang penasaran nama bimbelnya klik ini.

Pada saat itu ada Dinas Pendidikan lintas kabupaten yang mengadakan seleksi guru kontrak berdasarkan IPK. Awalnya bapakku tidak setuju aku mengikuti seleksi, karena letaknya jauh dari rumah kami. Aku tidak peduli, aku nekat menyiapkan berkas dan mengirimnya. Akhirnya aku diterima karena IPK ku lumayan besar yakni 3.82.

Aku menikmati pekerjaanku menjadi seorang guru di salah satu sekolah dasar dan berusaha mempraktekkan pengetahuan serta pemahaman yang aku peroleh selama kuliah. Sayangnya aku harus selesai mengajar di sekolah  karena ini

Pesan Bagi yang Akan Berkuliah di Jurusan PGSD

Bagi kalian yang senang mengajar dan memiliki komitmen memperbaiki kuliatas pendidikan di Indonesia, berarti kalian ada dijalan yang benar.
Bagi kalian yang dipaksa kuliah di jurusan ini, jangan berkecil hati. Sebut saja ini takdir. Tidak ada orang yang salah jurusan. Yang ada hanya orang yang malas belajar
Made Ary Aditia
Made Ary Aditia Seorang pendidik di salah satu sekolah dasar Kab. Gianyar, Bali